Makassar, Mapress.co.id – Kekerasan kembali terjadi di dunia pendidikan. Kali ini, puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) Makassar melakukan pengoroyokan terhadap siswa SMAN 9 Makassar, Selasa (27/05/2025) lalu.
Kepala Madrasah (Kamad) MAN 1 Makassar, Hj. Nuraedah saat ditemui di sekolahnya mengatakan bahwa terkait kronologisnya saya belum tau pasti, karena sampai hari ini saya pertama kali masuk pasca dinas di Arab Saudi, saya mau melakukan rapat internal mencari tau informasi dan mengundang siswa serta orang tuanya yang terlibat dalam kasus pengeroyokan.
“Jadi saya tidak tau bagaimana kronologisnya dek. Kasihkan saya kesempatan untuk mengklarifikasi sama pihak disini. Saya baru datang, saya belum tau, saya juga baru mau cari tau informasinya secara detail. Yang jelasnya kita tidak pernah punya keinginan siswa kita melakukan tindakan seperti itu,” ujar Hj. Nuraedah, Senin (16/06/2025).
Namun, ketika disinggung terkait proses hukum yang sedang ditangani pihak kepolisian, Kamad MAN 1 Makassar menyampaikan saya yakin polisi lebih tau bagaimana dasar hukum terkait akan hal itu.
“Tentunya kami akan lakukan pembinaan kepada siswa kami yang terbukti terlibat melakukan pengoroyokan,” ungkapnya.
Sementara Wakasek Kurikulum MAN 1 Makassar, Marsudi meluruskan bahwa jumlah siswa kami yang melakukan pengeroyokan berjumlah 25 orang, bukan 45 orang seperti yang dituduhkan.
“Jadi benar, siswa kami yang melakukan pengoroyokan berjumlah 25, bukan 45 orang,” katanya.
Sedangkan Kanit Reskrim Polsek Rappocini saat di konfirmasi terkait masalah ini mengatakan bahwa, kasus tetap berlanjut dan kami sesuai prosedur, dan kami sudah memanggil 5 orang yang melakukan penganiayaan, cuman baru 2 orang yang datang, yang 3 orang akan kami lakukan panggilan besok.
“Kami sudah mengeluarkan surat perintah penyidikan untuk kelima orang tersebut,” ungkapnya.
Terkait kasus Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), ia menyampaikan bahwa hanya ada di Polrestabes Makassar.
“Kami di Polsek Rappocini tetap menerima laporan dan menindaklanjuti laporan tersebut, sehingga kami tetap melakukan proses sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” pungkasnya.
Atas kejadian ini, mendapat kecaman dari pemerhati pendidikan Andi Jaka Malageni, SH.
Menurut Jeje (sapaan akrabnya) mengatakan, kejadian pengoroyokan yang menimpa siswa SMAN 9 Makassar yang dilakukan sejumlah siswa MAN 1 Makassar tidak seharusnya terjadi. Sebab, sekolah Madrasah itu mengajarkan pengembangan karakter dan akhlak.
“Jadi sekolah madrasah itu dikenal memiliki program keagamaan yang kuat. Mereka fokus pada pendidikan agama Islam, mulai dari pemahaman dasar hingga praktik keagamaan dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Jeje.
Dengan kejadian ini, kata Jeje, merupakan sebuah kelalaian seorang pimpinan di MAN 1 Makassar dalam melakukan didikan dan pengawasan terhadap siswanya yang telah melakukan tindakan kriminal dengan mengeroyok siswa sekolah lain.
“Ini bukti seorang Kamad (Kepala Madrasah) tidak becus dalam mendidik siswanya, dan kami meminta kepada Kepala Kanwil Kemenag Sulsel untuk mencopot Kamad MAN 1 Makassar. Insya Allah kami akan melakukan pertemuan dengan Kepala Kemenag Sulsel dalam waktu dekat ini,” tegasnya.